Raras bangun dengan malas, mereka sudah berjanji pergi ke dokter satu jam lagi, tapi tenaganya terkuras habis. Jangankan untuk menyetir, untuk berjalan saja butuh pegangan. "Oh sial." Raras mengumpat kasar, rasa sakit masih terasa saat ini. Wisnu muncul dari ruang tamu, tersenyum menang. Rambut basah dan sudah mengganti pakaian dengan baju yang lebih bagus. "Masih mau bunuh orang, Ras?" Raras diam saja, cemberut dan malu. Wisnu tertawa, istrinya itu benar -benar menggemaskan. "Kau menyebalkan." "Tidak boleh mengumpat suami!" "Suami yang niat nikah lagi harus diumpat." Wisnu tersenyum geli. Dia mendekati Raras, membelai rambut basah karena keringat yang berantakan milik Raras. "Ras, kamu terlalu cepat mengambil kesimpulan, yang niat nikah lagi itu siapa? Satu istri saja belum habis