Ian berjalan perlahan menuju ruang tunggu Emergency Room setelah menerima pengobatan cedera akibat kejadian sebelumnya. d**a, bahu, dan tangan kirinya terbebat rapat. Ternyata tak hanya terkilir, bahu Ian pun mengalami retak tipis. Sementara kaki kirinya mengalami memar yang cukup besar karena tertindih motor tadi. “Ya ampun sayang, udah dong nangisnya...” lirih Ian seraya duduk di samping sang istri. “Aku ga apa-apa. Kan tadi kamu dengar kata Dokter, ga ada yang mengkhawatirkan.” ujarnya lagi. Debby dan Borne yang menyusul keduanya ke Rumah Sakit tersenyum di belakang Meta. “Udah lama Ne? Deb?” “Lumayan deh, ada sejam. Tukeran sama Max dan Neil. Nyokapnya Max tadi nelpon, ga tau masak apa terus ingat Meta. Disuruh ambil.” jawab Debby panjang lebar. Ian mengangguk seraya tersen