"Mau apa lo?" Tanya Ian sinis. Arman yang Ian lihat sedikit berbeda dengan Arman yang ia kenal dulu. Tubuhnya lebih kurus, wajahnya sedikit lebih pucat, rambut-rambut halus yang mulai terlihat berantakan menghiasi rahangnya, rambut lurusnya kini sudah sepanjang bahu yang ia satukan dengan ponytail. Pria itu mengenakan stone sweatshirt dengan hoodie yang tak ia gunakan untuk menutupi kepalanya, celana chino jogger berwarna soft gray, running shoes berwarna putih dengan list hitam, dan membawa koper kabin berwarna dark gray metallic. "Ta?" Arman memanggil Meta lagi, tak perduli dengan sosok Ian yang menahan geram di hadapannya. Irgi yang mendorong kursi roda Dirga pun menghentikan langkah saat menyadari Ian dan Meta tak berjalan di belakang mereka. Keduanya memperhatikan Ian, Meta dan