“Ne... lo ga mau masuk?” tanya Ian pada Borne yang masih terlihat kacau, tak kalah kacau dengan dirinya. Di kedua tangan Borne masih terlihat bias kemerahan, karena Bornelah yang bersama Dirga di tempat kejadian naas itu terjadi. “Lo aja. Ga sanggup gue, Yan.” isak Borne. Ian menarik napas panjang, menahan udara di paru-parunya sedikit lama sebelum menghembuskannya kembali. Beberapa kali hingga ia merasa bisa menguasai emosinya. “Oke. Gue lihat Dirga duluan, tapi gue rasa, Dirga juga pengen dengar suara lo. Kalau gue yang ada di posisi Dirga, gue pengen kalian ada di samping gue, Ne.” Borne menatap Ian dengan pandangan nanar. Kemudian mengangguk. Sementara Ian melanjutkan langkahnya memasuki ruang ICU. Ian sempat kebingungan saat memasuki ruangan serba putih itu, entah dimana Dir