Ian dan Meta tiba di kediaman Dewantara menjelang tengah hari. Mereka berdua bergegas ke kamar Ian – yang dijadikan kamar pengantin – untuk bersiap diri sebelum teman-teman kuliah mereka berdatangan. Rumah sederhana itupun terlihat cantik hari ini. Hiasan-hiasan dengan tema yang sama seperti akad dan syukuran mereka kemarin juga ditata di sana. “Ya ampun, cantik banget!” gumam Meta saat mendapati tempat tidur Ian yang sudah berganti ukuran dan dihias dengan berbagai ornamen rustic dan tebaran kelopak-kelopak mawar. “Aku naruh sapu lidi dimana ya?” gumam Ian. “Buat apa sayang?” “Buat bersihin tempat tidur.” “Lah? Kenapa?” “Bikin ribet doang! Kamu ga ingat semalam itu kelopak sampai ada yang nempel di tempat yang ga seharusnya?” Meta mengatupkan bibirnya, menahan tawa. ‘Astag