ENAM PULUH EMPAT

1883 Kata

Esok siangnya, karena tak menemukan dokumen yang diperlukan Tyo dalam tumpukan yang Meta bawa ke London, Ian menghubungi Niken untuk mencoba mencari surat berharga itu kediaman mereka di Jakarta. “Gimana Mi?” “Tunggu sayang, ini Papi dan Kak Ria lagi nyari-nyari.” “Di Ria ga ada Mi.” “Papi?” “Sebentar. Kok ini surat keterangan lahirnya tebal banget ya laminatingnya?” “Kenapa Mi?” Niken tak menjawab Ian. “Kayaknya double itu Pi, ada dokumen lain.” “Iya ya Mi?” “Bisa dikletek ga?” “Mi...” rengek Ian. “Tunggu sayang. Ini lagi dicari.” “Apa yang mau dikletek?” “Itu surat lahirnya Meta kayaknya di laminating double dengan dokumen lain.” “Bisa Pi?” tanya Niken lagi, pada Oemar. “Bisa. Cuma susah.” “Jangan sampai rusak Pi.” ujar Ria. “Gimana Meta nak?” “Ya gi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN