32. Bibit-bibit Cemburu

1815 Kata

“Maafin Ibu, ya, Da. Semalam datang enggak kabar-kabar,” ucap Ibu ketika aku, beliau, Mas Hanif, dan Rindi duduk di ruang tengah. “Makanan di rumah Ibu banyak banget, sedangkan makanan di rumah ini pasti enggak ada karena udah ditinggal sejak seminggu yang lalu. Disamperin kalau ada perlu aja, kaya waktu bawain kopermu. Nah, makanya Ibu inisiatif bawain makanan. Nanti tinggal diangetin, masih enak. Beberapa Ibu vacum biar awet.” “Ibu enggak perlu minta maaf. Justru aku sama Mas Hanif makasih banyak.” Meski agak tidak nyaman karena Ibu datang mendadak, tetapi aku memang serius ingin berterima kasih. Setidaknya pagi ini ada makanan untuk sarapan. Aku tidak perlu masak dan tidak perlu pula pesan di luar. “Itu di tempat sampah ada bungkus makanan. Kalian semalam pesan di luar?” “Iya, Bu.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN