33. Pelukan Mujarab

2309 Kata

Hari ini aku dan Mas Hanif jadi ikut acara reuni. Aku sudah dandan sejak pagi agar tidak terlambat. Jujur saja, entah kenapa aku sangat excited. Padahal, ini acara reuni Mas Hanif. Aku bahkan tidak kenal teman-temannya kecuali hanya Mas Rifqi saja. Saat aku keluar, Mas Hanif sudah duduk di ruang tengah. Dia sedang membaca koran. Benar-benar seperti bapak-bapak gabut. Masa sudah modern begini, tetapi suamiku masih berlangganan koran. Duh, suami! Rasanya baru kemarin kami bertemu di café Red Rose untuk bersepakat menjadi pacar pura-pura, tetapi kini kami sudah melangkah sejauh ini. Rencara Tuhan memang tak tertebak. Yang terlihat serius, bisa berujung kandas. Yang terlihat main-main, malah bisa jadi seserius ini. Memang benar, jangan pernah bertaruh pada masa depan. “Mas, aku udah siap!”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN