“Mas, karena malam ini ada Shenna, aku tidur di kamar Mas, ya?” ucapku malam itu setelah mengantar bubur ke kamar tamu dan memastikan Shenna makan dengan baik. Shenna memang kubawa pulang ke rumah ini karena jaraknya yang dekat dengan rumah sakit. Tentu saja, aku izin Mas Hanif lebih dulu dan dia membolehkannya. Shenna mungkin akan menginap malam ini saja. Besok sudah pulang. Dia tadi terlalu pucat setelah menangis lama sekali, belum lagi dia juga sedang hamil. Dia juga tidak mau rawat inap. Itulah kenapa aku menawarinya untuk ikut denganku. Itu pun dia sempat menolak. Aku sampai harus membujuknya berulang kali. Sudah pasti, yang dia inginkan adalah terus di rumah sakit dan menunggu suaminya. Sayangnya, kondisinya drop parah. Dia harus banyak-banyak istirahat. Semua keluarga suaminya mem