72. Luka Tangan

2220 Kata

“Tekanan darah Ayah tiba-tiba hampir dua ratus, lho! Padahal tadi masih di seratus tujuh puluh. Besok pokoknya jaga pola makannya,” ujarku setelah selesai mengukur tekanan darah sekaligus memeriksa kembali kondisi Ayah. Wajah beliau pucat sekali, membuatku sangat khawatir. Tak peduli setelah insiden memalukan beberapa saat yang lalu, akhirnya aku tetap turun karena Ayah perlu penangananku. Kukesampingkan rasa maluku pada ibu untuk sesaat, yang penting kondisi Ayah membaik. “Lalu obat ini diminum rutin, ya, Yah. Aku udah sering bilang jangan lupa.” Ayah mengangguk lemah. “Iya, Da. Dua hari kemarin Ayah lupa.” “Ya udah, enggak papa. Ibu tolong bantu ingetin Ayah, ya. Obat ini wajib diminum tiap hari.” “Aman untuk ginjal, Da?” “Yang ini aman, Bu. Justru malah menjaga ginjal. Rata-rata o

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN