37. Perkara Mitos

2112 Kata

“Sampai berdarah gini kamu bilang modus?” Mas Hanif masih saja mengeluh. Dia juga tidak terima dengan tuduhanku yang mengatakan dia modus alias modal dusta. “Tenagamu kuat banget tadi, Da.” “Ya kan namanya refleks— ih, Mas jangan gerak terus kenapa? Tinggal dikit lagi. Ini aku lagi bersihin darahnya dulu.” Setelah memastikan darah akibat luka hilang, aku mengolesinya dengan salep. Tentu saja, pelan-pelan. “Padahal rambut Mas masih basah, Da.” “Habis ini aku bantu ngeringin pakai hair dryer. Mas diam dulu makanya. Jangan gerak terus.” “Iya.” Posisi Mas Hanif saat ini adalah tengkurap di pangkuanku. Bantal sofa dia gunakan untuk mengganjal kepala agar lebih tinggi. Karena yang luka adalah kepala belakangnya, jadi posisi begini memang paling enak. “Udah, selesai. Mas duduk dulu.” “Bent

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN