38. Mulai Berharap

1924 Kata

“Apa kamu belum ingin membuktikan apakah mitos itu berhasil di kamu atau enggak?” Pertanyaan itu membuatku menelan ludah. Kutarik selimut dan meremasnya pelan. Tentu, aku paham maksudnya. Namun, aku tidak tahu apakah pertanyaan ini sungguh-sungguh atau hanya pertanyaan asal saja. Barangkali, ini hanya pertanyaan refleks yang kebetulan nyambung dari bahasan sebelumnya. “Belum,” jawabku akhirnya. “Mungkin lain kali.” “Jangan pakai kata mungkin, Da. Kalau bilangnya lain kali, itu harus. Ingat tujuan awal kita menikah.” Aku tersenyum. “Ya udah. Lain kali, pasti.” “Oke.” Mas Hanif tiba-tiba berdiri. “Jadi mau kompres air hangat atau enggak, Da?” “Boleh. Aku ada wadahnya, Mas. Lebih safety daripada pakai botol atau plastik biasa.” “Di mana? Biar Mas ambilin sekalian.” “Di lemari itu!” a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN