“Sumpah aku lega banget kamu akhirnya cabut surat gugatannya, Da!” Anggun sampai terduduk dan mengusap dadanya berulang kali. “Apa masalah udah selesai?” Aku tersenyum, lalu mengangguk. “Udah, Nggun. Alhamdulillah.” “Syukurlah, aku ikut senang.” “Makasih banyak, Nggun.” “Betewe, nih … aku bukannya kepo yang gimana-gimana, tapi tolong kasih aku rangkuman masalahmu sampai bener-bener selesai. Enggak harus detail, tapi intinya aja. Aku pengen ambil pelajarannya, Da. Soalnya aku butuh, cepat atau lambat. Kasih wejangan juga boleh. Biasanya dengar masalah rumah tangga dari sosmed. Ini mumpung temanku sendiri, dan terselesaikan pula.” Aku terdiam sebentar, Anggun menunggu. Ngomong-ngomong, kini kami duduk berdua di kantin pengadilan agama. Lokasinya agak di belakang dan terjeda sebuah lapan