26. Rasa yang Tak Bisa Dihindari

1817 Kata

“Aku enggak mau kalau minggu depan!” tolakku mentah-mentah. Siapa yang tak kaget mendengar usul Mas Hanif yang gila ini? Apa yang ada di otaknya sampai dia mengusulkan waktu yang menurutku agak tak masuk akal itu? MINGGU DEPAN, KATANYA? Tidak, pokoknya aku tidak mau. Itu terlalu mendadak. Aku tidak siap. Meski lamaran biasanya hanya sekadar formalitas, aku tetap tidak mau kalau terkesan buru-buru. “Pokoknya aku enggak mau, Mas. Terlalu dadakan soalnya,” lanjutku kemudian. Jujur, aku mendadak agak curiga. Curiga dalam arti aku merasa Mas Hanif seperti sedang mengejar sesuatu yang tak terlihat. Aku juga tidak bisa menjelaskan dengan baik karena ini murni perasaan random yang tiba-tiba muncul. “Ya makanya setelah pulang dari sini, kamu bilang ke Ayah dan Ibumu. Nanti tetap didiskusikan b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN