99. Gara-gara Gaya

2810 Kata

“Rizdaaa!” Shenna langsung heboh saat melihatku berdiri di ambang pintu. Dia berlari mendekat dan aku segera merentangkan kedua tangan. Kami pun akhirnya berpelukan erat. “Kangen banget sama Bumil satu ini,” ujarnya sembari menggoyangkan badan kami. “Aku juga kangen. Maaf banget baru sempat ke sini.” “Enggak papa. Enggak usah pakai minta maaf. Aku maklum, kok.” Shenna melepas pelukannya, lalu tersenyum pada Mas Hanif. “Selamat datang di Jakarta, Pak Dosen. Mari, masuk. Mas Rifqi lagi bantu ganti popok.” “Iya, Shen.” Shenna mengapit lenganku dan membawaku masuk ke ruang tengah. Berselang beberapa detik, Mas Rifqi keluar membawa anaknya yang dia gendong di tangan kiri. “Wah, ada Om Hanif dan Tante Rizda.” Aku tersenyum lebar. “Selamat, Mas. Udah handal aja, nih, ganti popoknya.” “J

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN