Epilog

2726 Kata

“Iya, iya, kamu boleh ikut,” ucap Mas Hanif sembari menurunkan koper besar di atas lemari. Setelah itu, dia menghampiriku. “Udah, jangan nangis lagi.” “Enggak ikhlas ngajaknya!” aku masih belum berhenti menangis. “Jahat banget, istrinya mau lahiran malah ditinggal!” Mas Hanif kini memelukku. “HPL kan masih minggu depan, sayang. Mas cuma sehari semalam di Jogja. Mas janji besok setelah selesai isi kuliah umum, langsung pulang.” “Mau i-ikut ke Jogja …” Tidak tahu kenapa, rasanya sedih sekali saat Mas Hanif bilang akan ke Jogja dan tidak mau mengajakku. Alasannya, selain karena dia hanya sebentar di sana, dia juga tidak mau aku lelah di perjalanan. Tentu dia tidak mungkin meninggalkanku sendirian di rumah, jadi dia akan mengantarku ke rumah Ibu sebelum berangkat. Besok Mas Hanif diundang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN