Pagi ini aku menemani Mas Hanif ke kantor polisi. Mas Hanif sempat melarang, tetapi aku tidak mau ditinggal. Akhirnya, dia membiarkanku ikut. Demi keamanan dan agar tidak terjadi p*********n, pertemuan Mas Hanif dan Niko kali ini akan dilakukan di ruangan khsusus. Selain ada sekat pemisah, juga akan dijaga langsung oleh polisi yang bertugas. Mas Hanif lebih dulu memberi keterangan lanjutan, baru kemudian bertemu Niko. Saat memberi keterangan, aku menunggu di luar. Namun, saat menemui Niko, aku merasa wajib ikut. Kini, Mas Hanif dan Niko sudah duduk berhadap-hadapan. Ada kaca tebal di depan kami, berikut lubang-lubangnya agar suara tidak teredam. Suamiku ini tampak santai. Dia bahkan masih bisa tersenyum sekalipun bibirnya sobek bekas pukulan semalam. “Kamu pasti senang melihatku begini