Sudah lebih dari lima belas menit, aku hanya menatap Mas Hanif yang masih terlelap di depanku. Dia masih berbaring miring menghadapku, tetapi pelukannya sudah terlepas. Tentu aku yang melepasnya karena rasanya tak tahan kalau lama-lama. Selain aku ingin gerak, juga terasa sedikit geli. Tidur ala Mas Hanif benar-benar tenang. Kurasa dia tidak bergerak sejak tadi malam. Masudku, pergerakannya tidak berarti, bahkan sepertinya tidak terasa sama sekali. Nyatanya, saat aku terbangun, tangannya masih bertengger di pinggangku. Persis seperti saat semalam dia mulai memelukku. Bedanya, pelukannya sudah melonggar. Jujur, semalam butuh hampir satu jam sampai aku benar-benar terlelap. Aku sulit tidur karena ini pertama kalinya aku tidur dipeluk orang lain. Aku tidak biasanya begini. Jadi, aku hanya p