Mas Hanif telah mengembalikan kardus milik Mas Zaki pada Bu Lala. Kardus itu dia kembalikan kemarin pasca pulang dari kampus. Aku ikut, jadi aku menyaksikan sendiri bagaimana kardus itu diserahkan. Kubiarkan mereka ngobrol beberapa saat. Mereka ngobrol sembari berdiri di halaman rumah. Aku melihat banyak mimik yang Bu Lala tunjukkan, dan salah satu yang paling sering adalah mimik muka bersalah. Setelah selesai, Mas Hanif langsung mengajakku pulang. Dia tidak banyak bicara, aku pun tidak ada niat mengajaknya bicara lebih dulu. Kurasa, suamiku ini sedang banyak pikiran. Entah karena kampus, atau karena fakta yang baru dia sadari belakangan ini. Kurasa, dia sedang banyak merenung. Entah renungan mana yang paling dominan. Sikapnya masih sama saja, malah cenderung diam. Kali ini aku kena imb