Shaka mengikuti permintaan Anya untuk pulang ke hotel setelah puas menggodanya. Mereka cuma perlu berjalan kaki karena hanya berjarak kurang dari lima ratus meter dari tempat mereka makan tadi. Anya berusaha menghindari tatapan Shaka yang terus menyorotnya dengan penuh godaan. Pipinya terasa panas, dan ia hanya bisa menundukkan kepala, pura-pura sibuk memperhatikan langkahnya di jalan setapak yang menuju hotel. Shaka, yang berjalan di sampingnya, tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi Anya yang malu-malu. "Kamu kok diem aja? Malu, ya?" goda Shaka dengan nada menggoda. Anya melirik sekilas ke arahnya sebelum buru-buru kembali menatap jalan. "Pak Shaka bisa nggak sih biasa aja?" Shaka terkekeh pelan. "Biasa aja gimana? Saya ini biasa banget, lho. Emang kamu pikir saya lagi ngapain?"