Adam hanya menatap nanar kedua insan yang berjalan berdampingan dengan rasa bahagia. Kesal, cemburu, iri, tentu iya. Seharusnya saat ini, Adam pun bisa berjalan berdampingan dengan Rany yang tak lain adalah Dini. Tapi, jika melihat Dini, Adam selalu terbawa emosi karena rasa penasaran hingga membuat Dini pun jadi tidak nyama. 'Aku harus mencari tahu, siapa sebenarnya diri kamu, Rany? Aku merasa kamu itu adaah Dini. Dini yang aku kagumi,' lirih batin Adam begitu terbelenggu dengan rasa penasarannya. Pelan-pelan Adam mengikuti Dini dan Fatih yang berjalan menuju tempat tinggalnya. Sayup-sayup lirih terdengar obrolan santainya yang membuat keduanya malah semakin dekat dan saling terbuka satu sama lain. "Bisa-bisanya kepikiran untuk berjualan capucino cup di taman? Padahal kamu itu kurang i

