Rafael menghentikan mobilnya di depan parkiran hotel milik Ellaine, ia sengaja tidak memarkir mobilnya di basemen karena ia hanya mampir sebentar selain itu ia ingin ‘mereka’ tahu keberadaannya saat ini. Rafael menatap lantai kelima belas tempat Ellaine tinggal.
Rafael segera memasuki hotel yang sudah terkenal elit itu, ia sangat suka menatap ornament dan pahatan ala seni mandala yang sangat memanjakan mata. Banyaknya perabot langka yang Ellaine bawa dari Eropa pun menambah indahnya interior hotel ini.
“Ada yang bisa saya bantu, pak?” tanya pegawai yang bekerja sebagai resepsionis itu.
“Saya ada janji ketemu nona Ellaine” jawab Rafal ramah sampai pegawai perempuan itu tersipu begitu malunya.
“Tu-tunggu sebentar ya, pak” kata si pegawai hampir terjungkal setelah melihat s
