Bab 7 - Bawa Saya Menemui Risa!

952 Kata
“Papa akan mempertimbangkannya.” Setelah mengatakan itu, Adhitama bergabung dengan anggota keluarga lain yang sudah berkumpul di taman samping mansion. Meninggalkan Daffin di ruang keluarga bersama Haris yang masih di sana. “Kamu sungguh mau menikah, Mas?” tanya Daffin saat dirinya hanya berdua saja dengan sang kakak. “Memangnya kenapa?” “Sejujurnya, saat menuju ke sini … aku sempat berpapasan dengan calon istrimu,” kata Daffin. “Dia cantik, tapi apa itu benar-benar calon istrimu?” “Kenapa saya membawanya ke sini kalau dia bukan calon istri saya?” “Entahlah, itu yang membuatku penasaran. Siapa tahu saja itu calon istri bohongan.” Daffin berkata dengan begitu santai. “Jaga ucapanmu, kalau Risa mendengarnya … dia bisa tersinggung.” “Ups, sori,” balas Daffin. “Apa yang kamu rencanakan?” tanya Haris kemudian. Daffin balik bertanya, “Maksud Mas Haris apa berkata seperti itu?” “Langsung aja sebutkan apa yang kamu mau, asal jangan bekerja di perusahaan.” Daffin spontan menahan tawanya. Seorang Haris serius berkata seperti itu? “Tunggu, jangan bilang Mas Haris sedang tidak percaya diri,” jawab Daffin. “Jujur aja, Mas Haris takut perusahaan jatuh ke tanganku, bukan?” “Kenapa saya harus takut? Itu adalah sesuatu yang mustahil terjadi. Papa tidak se-konyol itu sampai harus memintamu mengelola perusahaan.” “Benarkah?” balas Daffin. “Ya, benar. Jadi nikmatilah hidupmu seperti biasa. Jangan pernah kepikiran untuk bergabung di perusahaan.” “Aku sudah bosan dengan rutinitasku yang itu-itu lagi. Aku butuh suasana baru.” “Suasana baru yang kamu maksud itu … bekerja? Kamu akan menyesal karena bosan. Kantor bukanlah tempat yang cocok untukmu, Daffin. Saya serius.” “Aku hanya ingin mencobanya, Mas. Bisakah Mas Haris membiarkanku saja?” “Kamu akan membuat kekacauan, jadi mana mungkin saya biarkan?” “Aku nggak akan membuat kekacauan,” tegas Daffin. “Kamu sudah mencoba bekerja di tempat lain, bukan? Dan berakhir harus pergi atau dipecat. Serius, perusahaan bukanlah tempat untuk bermain-main.” “Memangnya aku bilang mau bermain? Aku akan bersungguh-sungguh.” “Justru karena kamu ingin bersungguh-sungguh, saya tidak akan membiarkanmu,” batin Haris. “Bukankah kamu sudah membuka kelab malam beberapa bulan lalu? Apa bisnismu tidak berjalan lancar? Butuh dana atau bantuan?” “Oh, kakakku ini perhatian sekali. Bisnisku baik-baik aja, ada orang kepercayaanku yang mengurusnya. Mas Haris nggak perlu khawatir,” jawab Daffin. “Aku hanya ingin bekerja di kantor.” Daffin yang menyadari dirinya tidak bisa bekerja di mana-mana karena nama Adhitama di belakangnya. Bukannya apa-apa, ada beberapa perusahaan merasa sungkan dan tak sedikit juga yang takut kalau Daffin bermaksud menjadi mata-mata di perusahaan tersebut demi kepentingan AG. Itu sebabnya tidak ada perusahaan besar yang mau mengambil risiko mempekerjakan Daffin. Ah, Daffin sempat berhasil mendapatkan pekerjaan karena menyamar sebagai orang biasa. Namun, Daffin tidak betah dengan pekerjaan yang mengharuskannya panas-panasan naik motor mengirim satu per satu paket ke penerimanya. Itu sebabnya Daffin memutuskan membuka bisnis kelab malam yang sudah hampir satu tahun ini berjalan dengan baik. Namun, tetap saja, Daffin ingin bekerja di AG bagaimana pun caranya. “Ini mencurigakan. Mana mungkin tiba-tiba apalagi tanpa tujuan? Sebenarnya apa yang kamu rencanakan?” Haris masih mencurigai adiknya. Bukankah Daffin tidak mungkin menjawab kalau dirinya bermaksud merayu Risa alias calon kakak iparnya? “Ini bukan tiba-tiba, sejak dulu aku ingin bekerja di AG. Masalahnya papa nggak pernah mengizinkan,” jawab Daffin. “Tapi kali ini … sepertinya ada sinyal baik. Papa bilang mau mempertimbangkannya. Mas Haris juga mendengar, kan?” “Jika kamu sungguh diizinkan lalu membuat kekacauan, saya adalah orang pertama yang mengusulkan pada papa agar kamu kembali memetik buah-buahan di Australia setidaknya satu tahun. Kamu harus disadarkan kalau memetik buah adalah satu-satunya pekerjaan positif yang bisa kamu lakukan.” “Wow, bukankah itu terlalu kejam?” tanya Daffin. “Tapi Mas Haris tenang aja. Itu nggak akan terjadi. Aku akan bekerja dengan baik jika papa mengizinkanku menjadi bagian dari AG.” Tanpa menjawab, Haris meninggalkan Daffin. Hubungan mereka memang tidak bisa dikatakan akrab, tapi untuk dikatakan saling bermusuhan juga tidak bisa. Mereka hanya berusaha tidak saling ikut campur urusan masing-masing. Sementara itu, Daffin melihat kepergian kakaknya. Punggung Haris semakin menjauh seiring langkah pria itu meninggalkan ruang keluarga. Bersamaan dengan itu, Daffin tersenyum. Ia tidak habis pikir … setakut itukah Haris kalau perusahaan jatuh ke tangan Daffin? Padahal sejak dulu Daffin tak pernah berambisi memilikinya. Tenang Mas, aku bukan mau merebut perusahaan. Aku mungkin hanya berusaha merebut calon istrimu…. Selama beberapa saat, Daffin masih betah duduk di ruang keluarga sampai kemudian asisten pribadinya datang dan memanggil namanya. “Tuan….” Suara Fito langsung membuat Daffin mendongak. “Ada informasi terbaru tentang Risa?” “Apa Tuan tidak membawa ponsel?” tanya Fito kemudian. “Saya berusaha menghubungi Tuan.” Sejenak Daffin meraba kemeja dan celananya. Namun, ia tidak menemukan keberadaan ponselnya. “Sial, pasti ketinggalan di mobil. Seingat saya, terakhir memegang ponsel saat melihat grup keluarga.” Ya, setelah melihat foto wanita yang pernah menjadi teman seranjangnya, Daffin memang langsung melemparkan ponselnya asal ke kursi yang didudukinya. “Untuk sekarang ponsel tidak penting karena kamu bisa bicara langsung, sebenarnya ada apa?” “Saya berusaha memberi tahu Tuan bahwa Risa sedang sendirian.” “Benarkah?” Mata Daffin tampak berbinar. Ini adalah kesempatan bagus. Daffin merasa dirinya perlu berbicara empat mata dengan Risa. “Benar, Tuan.” “Di mana dia sekarang?” “Dia ada di….” “Bawa saya ke sana sekarang juga,” potong Daffin. “Baik, Tuan. Mari ikut saya,” pungkas Fito. Daffin kini beranjak dari duduknya. Ia sangat bersemangat sekarang. Apa ini karena pertama kalinya pria itu berusaha mengejar seorang wanita? Risa, kamu tidak boleh menikah dengan kakakku….
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN