"Jika aku mengatakan tak pernah menyentuh siapapun setelah malam itu kau akan percaya?" Yuna yang sedari tadi tak berhenti menatap Revan hanya bisa melebarkan mata. Rasanya itu sangat mustahil kecuali Revan bukan pria normal. "Jadi, bagaimana bisa wanita itu mengandung anakku? Aku mengatakan sebuah kebenaran. Aku tak ada hubungan apapun dengannya juga sama sekali tak ada cinta. Mungkin ia memang mencintaiku, tapi aku tidak. Bahkan jujur saja, sampai detik ini aku tidak tahu apa yang disebut cinta itu." Revan mengalihkan pandangan dari Yuna. Ia menunduk mengingat waktu yang telah ia lalui sejak malam itu. Rasa bersalah terus menghantuinya hingga ia tak bisa menjalin hubungan dengan wanita manapun. Atau mungkin benar yang dikatakan orang, bahwa yang pertama akan selalu membekas. Rintihan