Tap … tap … tap …. Revan melangkah pasti tanpa mengalihkan pandangan dari Deon. Dan saat mereka telah berdiri berhadapan, baritonnya yang tegas dan dingin membuat Deon sedikit meremang. "Kania, pulang dengan papa." Begitu juga Kania, ia dapat merasakan aura dingin dari papanya. Dengan sedikit takut, ia mengintip papanya dari balik leher Deon. "Bagaimana dengan mama?" cicitnya. "Tentu saja kita pulang bertiga," jawab Revan dengan melangkah dan berdiri di samping Deon untuk menurunkan Kania. Kania tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Meski Revan papanya, tapi Deon yang lebih dulu akan mengantarnya pulang. Dan saat ia hendak melepas kedua tangannya yang melingkari leher Deon, dengan gerakan cepat Deon mengambil langkah menghadap Revan. "Aku yang akan mengantar mereka," ujar Deon disert