Revan bangun saat rasa nyaman justru membuat alisnya sedikit mengernyit . Perlahan ia membuka mata guna memastikan apa yang membuat tidurnya terasa nyenyak semalaman ini. Namun saat matanya telah terbuka sempurna, rasa nyaman itu justru berubah menjadi rasa penuh keterkejutan. Saat ini ia bangun dengan seorang gadis yang telah ia jadikan wanita seutuhnya semalam. Degup jantungnya tak terkendali melihat wajah lelah Yuna yang memejamkan mata. Ia juga dapat melihat jejak air mata di pipi juga jejak sembab di bawah matanya. Seketika degupan jantung yang tak terkendali itu menjadi perasaan menyesal dan rasa bersalah. Berbagai pikiran pun mulai terlintas dalam benaknya. Apa yang akan terjadi? Bagaimana jika wanita ini nanti menuntutku? Bagaimana jika dia hamil? Pertanyaan-pertanyaan itu mulai me