Bab 10.

1276 Kata
Arbela sudah sampai di depan perusahaan suaminya. Elang yang tahu jika Arbela akan datang, dia sengaja menyuruh Reyhan buat menunggu Arbela di lobby. “Bu Bos!” panggil Reyhan sambil mendekatinya. “Eh Kak Reyhan, maaf ngerepotin Kakak sampai harus jemput ke sini,” kata Arbela sambil tersenyum. “Tidak apa-apa Bu Bos, ‘kan itu tugas saya,” kata Reyhan sambil mengajak Arbela masuk lift. “Aku hanya bisa mengagumi dan mencintaimu dalam diam Mas El,” kata Arbela sambil berjalan berlalu ke ruangannya. Sedangkan Elang yang ada di ruangannya, masih sibuk dengan dokumennya. Terdengar suara pintu ruangannya diketuk, “Masuk!” pinta Elang. Reyhan masuk bersama Arbela. “Assalamualaikum Mas Elang!” “Waalaikumsalam, masuk Bel.” Arbela pun masuk, saat Reyhan akan keluar Arbela menyodorkan bekal makam siang buat Reyhan. Sedangkan Elang menatap Arbela dan Reyhan. “Nikah Rey biar bisa dibawakan bekal kalau kerja.” Ledek Elang yang membuat Reyhan memutar bola matanya malas. “Halah, kalau itu kunti gak kabur mana bisa lo makan nih bekal. Palingan juga lo dibekali dari restoran yang makanannya daun semua,” balas Reyhan yang membuat Elang melotot, dengan cepat Reyhan lari sebelum singa jantan mengamuk. “Mas El sudah selesai kerjanya?” tanya Arbela seraya membuka bekal makan siang yang dia bawa. “Sudah Bel, kamu masak apa?” tanya Elang sambil mendekat ke arah Bela. “Aku bikin seafood saus padang, sama rendang. Aku juga bawa jus buat Mas El.” Elang duduk sembari makan makanan yang di sediakan Arbela. Seperti biasa Elang makan dengan lahap. “Bagaimana di butik Bunda?” tanya Elang sambil mengunyah makanannya. “Alhamdulillah aku betah Mas, semoga saja aku gak mengecewakan Bunda dan bisa membuat butik bunda jadi tambah rame dari sekarang.” “Bagus kalau kamu betah, Bunda sudah lama mau resent tapi kata Bunda butiknya rame terus,” kata Elang sambil makan makanannya. Sedangkan Reyhan sedang duduk santai di taman perusahaan sambil memakan bekal yang diberikan oleh istri bosnya. Sekali-kali Reyhan menghembuskan nafas kasar. “Huft! Apa gue harus kencan buta buat cari cewek?” Reyhan yang masih perjaka tidak tahu tentang urusan wanita, terkadang ada rasa iri saat melihat pasangan lain. Namun, apa daya Reyhan yang seorang laki tidak mengenal wanita. Reyhan mulai frustrasi dengan status jomblonya ini yang mulai menyiksa batinnya. Apalagi sekarang bosannya yang baru saja sold out, itu terus menerus menggoda dirinya. Sedangkan di belakang Reyhan, ada wanita cantik dengan wajah sedikit lebam duduk sambil sesekali tersenyum melihat punggung Reyhan yang tegap. “Kakak tampan di setiap doa di sepertiga malamku, aku berharap bisa mendapatkan jodoh seperti Kakak. Agar aku bisa keluar dari kehidupan yang menyiksa ini,” monolog sang wanita cantik dengan air mata yang meleleh tanpa bisa dicegah, dia memakan makanannya dengan air mata yang deras menikmati masa sulit kehidupannya. *** Di sebuah perusahaan besar, Evelyn dan Jordy sedang duduk santai di sofa ruangannya di temani oleh Sekretaris Rama. “Bagaimana kabar wanita itu Ram?” tanya Evelyn dengan wajah seriusnya. “Wanita itu hidup bahagia Nyonya bersama laki-laki itu, tapi wanita itu baru saja menggugurkan kandungannya tanpa sepengetahuan suaminya. Karena dia tidak mau terkendala akan pekerjaannya karena hamil,” kata Rama sambil memberi beberapa foto dan dokumen yang bersangkutan dengan wanita yang di bicarakan Jordy dan Evelyn. “Jika suaminya tahu pasti akan ada masalah besar, Bunda gak mau jika dia kembali kesini lagi Yah,” kata Evelyn menatap suaminya. “Akan Ayah usahakan Bun. Ram, apa dia tidak pernah memberi kabar pada keluarganya?” “Tidak Tuan, suaminya tidak mengizinkannya berhubungan dengan keluarganya, Tuan.” “Baiklah, awasi terus dan laporkan pada saya terus tentang perkembangannya Ram.” “Siap Tuan, saya keluar Nyonya, Tuan,” pamitnya yang langsung keluar dari ruangan Jordy. *** Di kota lain, seorang wanita sexy sedang meliuk-liukkan tubuhnya disebuah club malam ditemani beberapa laki-laki hidung belang. “Mara lo beneran besok mau pulang ke Negara A?” tanya seorang laki-laki partner ranjangnya sambil sesekali menggerayangi tubuh sexy wanita itu. “Hem, gue harus bisa luluhin hati Elang. Lo tahu kan kalau gue suka sama Elang sejak jaman kuliah, tapi dia malah pacaran sama Bianca dan gue udah sering jelek-jelekin Bianca, tapi Elang gak pernah percaya dan alhasil gue harus ngalah dulu untuk beberapa saat karena perusahaan Papa sedang dalam masalah. Dan sekarang gue dengar Elang mau nikah sama Bianca dan gue mau pulang, tapi Papa gue malah masuk rumah sakit. Kemarin mata-mata yang gue sewa di sana bilang kalau Elang gagal nikah sama Bianca dan digantikan sama adiknya Bianca,” kata Amara sambil tersenyum membayangkan wajah Elang. Amara Putri Wiguna, wanita cantik satu-satunya yang bisa dekat dengan gang Elang crazy rich di kampus mereka dulu. Amara sejak dulu sudah mencintai Elang, tapi karena Elang tipe laki-laki yang pemilih soal wanita, dia tidak mau asal memilih karena menurutnya cinta bisa datang kapan saja, dia akan mencari pasangan yang sempurna dari segi fisik dan kegeniusan agar bisa mendampinginya dengan baik. Di club milik Calvin, Elang, Reyhan, Brian, Arthur, dan Calvin seperti biasa sedang menikmati wine tapi hanya mereka tanpa wanita. Calvin sebagai pemilik club selalu menyediakan sebuah privat room mewah untuk mereka ngobrol sesuatu yang penting atau mendesak. Dan mereka sedari tadi menatap Arthur yang terlihat sedikit kurang bersemangat. “Ar, lo kenapa? Cerita sama kita kalau ada masalah,” kata Calvin sembari menuangkan wine ke gelas Arthur. Sedangkan Arthur hanya diam tanpa bersuara, teman-temannya mengerti jika Arthur belum ingin bercerita entah itu masalah perusahaan atau masalah pribadinya. Jadi mereka hanya menunggu Arthur siap untuk bercerita saja. “Ok, kalau lo belum mau cerita. Kapan pun lo siap cerita kita bakalan ada buat lo Ar,” kata Brian merasa aneh dengan tingkah sang sahabat. “Hem, nanti gue cerita kalau gue sudah siap.” “Ok!” kata Calvin, sendu sambil terus menikmati winenya. Mereka minum sambil bercerita, sedangkan Arthur susah mulai lagi ceria walaupun terkadang masih diam sekali-kali. *** “Pa, bagaimana?” tanya nyonya Lilian saat suaminya baru pulang meeting. “Belum Ma, mereka masih mikir karena tidak mau mengambil keputusan yang salah. Semoga saja mereka mau bekerja sama di perusahaan yang kita,” kata Dario tertunduk lemas. Beberapa hari ini dia sibuk mencari dana untuk perusahaannya yang diambang kebangkrutan. Sebelum Bianca menikah dengan Elang dia berharap Bianca bisa membujuk Elang buat mendanai perusahaan atau ingin meminjam dana dari perusahaan Elang. Tapi apalah daya, Bianca kabur dari pernikahan dan sekarang Arbela yang mengganti Bianca. Uang yang diberikan Jordy Pramudia tidak cukup untuk menutupi semua kekurangan dana di perusahaannya. “Sabar Pa, Mama masih berusaha mencari Bianca. Jika Bianca pulang Mama akan ajak dia rebut Elang dari Bela agar perusahaan kita terselamatkan Pa, Mama gak mau hidup miskin Pa.” “Iya Ma,” kata Dario yang sudah jengah dengan hidup mewah sang istri perusahaan bangkrut juga karena hidup istrinya terlalu menghamburkan uang. *** Di club, Elang dan sahabatnya sedang sibuk bercanda. Elang sudah mengabari istrinya jika dia akan pulang telat karena sedang kumpul bersama sahabatnya di club milik Calvin. “Lo yakin gak jatuh cinta sama anak gadisnya keluarga Aditama, Bri?” goda Reyhan. Setelah mendengar cerita dari Brian saat di rumah sakitnya dan sampai sekarang itu cewek terus saja nempelin Brian. Yang lebih parahnya lagi, orang tua gadis itu percaya aja sama Brian. Dan itu membuat Brian frustrasi sama gadis cerewet itu. “Gak akan Rey, yang ada gue bisa cepat tua kalau dia jadi cewek gue.” “Hahaha tap—“ kata Reyhan terpotong karena pintu di ketuk dari luar. “Masuk!” kata Calvin, semua heran karena ini ruangan khusus Calvin dan keempat sahabatnya. Saat pintu terbuka, mata kelima laki-laki tampan itu menatap ke arah pintu tersebut dan.. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN