Amanda menatap pemandangan malam yang gelap dari tempat tertinggi di kincir angin dimana mereka berdua saat ini berada. Wanita cantik itu menikmati angin malam yang menusuk kulit apalagi saat ini posisi kincir angin berada di paling atas. "Kalau dari sini, cuma kelihatan sinar kecil-kecil dari rumah para warga," ujar Amanda. Wangi aroma parfumnya yang mahal tentu membuat Siti betah dekat-dekat dengan kakak sepupunya itu. "Iya, mbak. Rumah aku juga bisa kok kelihatan dari sini." "Oh, iya? Nggak ada tuh rumah lo." Amanda mengedarkan pandangannya ke sekitar dan jarak antara posisi mereka saat ini dengan rumah yang ditempati oleh Siti dan kakeknya tidak akan terlihat dari sini. "Kita lihatnya pakai mata batin." Siti tertawa dengan jawabannya sendiri, membuat Amanda menggelengkan kepal