Mas Kian sudah sembuh. Sakitnya benar-benar hanya sehari saja. Setelah istirahat semalaman, dia langsung membaik. Ya, barangkali dia memang sakit karena kelelahan saja. Kini, aku dan Mas Kian sedang berada di rumah Pak Rivan dan Mila. Mereka sudah resmi pindahan. Kami datang setelah Mila memberi kabar kalau rumahnya telah selesai ditata dengan rapi. “Wah, lucu banget!” Aku tak berhenti memuji oleh-oleh yang Mila bawakan dari lombok. Dia membelikanku banyak barang. Mulai dari gelang, tas, sampai kaos. Tentu saja, semuanya memiliki design yang khas. Ini bukan soal harga, melainkan soal dari mana semua ini berasal. Pasalnya, sampai tua nanti, belum tentu aku bisa ke Lombok. Memang kalau aku mau, besar kemungkinan Mas Kian akan berusaha mengabulkan. Hanya saja, untuk saat ini, tidak dulu.