95. Tumbang Lagi

2502 Kata

“Fi, udah. Jangan nangis lagi. Sekarang ada aku yang akan selalu berusaha ngelindungin kamu. Dan andai benar itu Dion, kita belum tahu seperti apa dia sekarang. Bisa aja udah taubat. Who knows?” Mas Kian masih terus berusaha menenangkanku. Aku sudah tidak lagi gemetar, tetapi air mataku masih sesekali menetes. “Udah, Fi.” “Mas, aku juga maunya udahan. Cuma air mataku susah banget berhenti. Mas tadi baca juga, kan, pesan Wini? Dia juga langsung nangis. Bisa jadi dia sama kaya aku. Diam-diam gemetar, diam-diam nangis. Bedanya cuma kaya yang waktu itu aku jelasin. Dia malah cari pelampiasan ke jalur enggak baik, sementara aku malah enggak mau kaya gituan. Tapi bisa jadi respon kami kalau udah berkaitan sama pelaku itu sama.” Mas Kian mengangguk. “Iya, aku paham banget. Reaksi orang trauma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN