94. Pesan yang Tak Diharapkan

2601 Kata

Seperti yang sudah Mas Kian katakan, setibanya di Jakarta, kami langsung mengunjungi rumah Ayah dan Ibu. Maksudku, kami pulang ke apartemen sejenak untuk meletakkan barang dan istirahat sebentar, lalu keluar lagi. Benar saja, kedatangan kami sudah sangat dinanti. Ayah dan Ibu telah menyiapkan oleh-oleh untuk kami. Mulai dari coklat, barang branded, sampai pernak-pernik lucu. Entah kenapa, kedatangan kali ini terasa berbeda. Ya, aku paham. Ini jelas karena aku memandang Ayah dan Ibu tidak sama seperti sebelumnya. Sebelum ini, aku tahunya mereka adalah orang tua kandung Mas Kian, tetapi ternyata mereka hanyalah Pakde dan Bude. Meski begitu, aku tidak serta merta menunjukkan adanya perubahan. Aku ingat baik-baik saran dari Mas Kian. Kami harus bersikap seperti sebelumnya. Jangan ada yang b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN