“Mereka siapanya Mas Kian? Ini apa maksudnya?”
Aku masih dalam kebingungan ketika tiba-tiba aku mendengar suara Mas Kian di bawah. Artinya, dia sudah pulang. Kelihatannya dia sedang ngobrol dengan para ART.
Aku buru-buru mengembalikan buku kenang-kenangan di tempat semula, tetapi tidak dengan fotonya. Aku memilih untuk mengambil foto itu dan memasukkannya ke dalam tas. Aku ingin mengamati foto itu lebih lama ketika nanti sudah ada waktu yang tepat.
Aku merasa yang barusan belum cukup. Namun, kalau aku tetap nekat melihat foto itu dan Mas Kian tahu, aku takutnya malah jadi runyam. Untuk sementara, aku akan berpura-pura seperti tidak pernah melihat apa pun.
“Fi, aku udah pulang!” Mas Kian membuka pintu dan aku langsung tersenyum.
“Gimana Ayah dan Ibu?”
“Aku bantu check in dulu, baru si
