56. Mimpi Buruk

1801 Kata

“Itu … setelah yang tadi, apa kamu enggak tertarik buat tidur di kamar utama? Malam ini, aku pengen tidur sambil meluk kamu. Boleh?” Senyumku langsung mengembang. Mas Kian menatapku lekat, tampak menungguku untuk lekas menjawab. Namun, aku sengaja diam agak lama. Aku sengaja menggantungkan jawaban karena aku suka dengan ekspresi Mas Kian saat ini. “Fi—” “Mau,” jawabku sembari mengangguk berulang kali. “Malam ini aku tidur di kamar utama nemenin Mas.” Senyum Mas Kian seketika ikut mengembang, lalu dia menarikku menuju kamarnya. Aku belum berani menyebut ‘kamar kami’ karena aku tidak tahu apakah kedepannya akan tidur di kamar itu terus, atau hanya malam ini dan kembali lagi esok hari. Sepertinya, kami sangat perlu membahas ini. Syukur-syukur Mas Kian sudah membahas lebih dulu agar aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN