Aku hampir saja menabrak orang karena di tengah jalan aku tiba-tiba gemetaran begitu ingat laki-laki yang kulihat di dekat warung makan spesial bebek— yang kuduga adalah Dion. Untungnya tidak sampai benar-benar menabrak. Jadi, aku hanya kena omel saja. Tidak harus ganti rugi atau semacamnya. Kini, aku baru saja sampai di parkiran apartemen. Perasaanku rasanya tak keruan. Antara efek melihat— yang kuduga— Dion, atau bisa juga efek dimarahi orang. Intinya, saat ini aku tidak baik-baik saja. Andai tidak memikirkan lokasi aku berada sekarang, ingin rasanya aku duduk di lantai. “Tenang, Fi, tenang. Enggak papa. Semua udah berlalu.” Dengan badan yang masih agak gemetar, aku segera naik lift menuju lantai sebelas. Selama naik, aku terus meremasi tanganku. Tanganku tidak hanya gemetar, tetapi j