Aku menatap rumah dua lantai berwarna biru telur yang terlihat sangat asri. Design-nya unik, catnya cocok, penataannya pun bagus. Hanya dalam sekali lihat saja, aku langsung suka. Benar kata Mas Ulum. Rumah orang tua Mas Kian mudah membuat orang senang, termasuk aku. Namun, rumah yang terlihat sangat dirawat ini, siapa yang sangka kalau sudah tak ditinggali tiap hari sejak belasan tahun yang lalu? Rumah yang juga menyimpan banyak kenangan bagi pemilik yang tinggal satu dan sebatang kara. Aku jadi bertanya-tanya, apa perasaan Mas Kian tiap pulang ke sini? Apa penuh dengan bayangan keharmonisan Ayah dan Ibunya? Atau bayangan masa kecilnya yang bahagia? Atau justru kenangan menyakitkan saat ibunya pergi dan saat perampokan terjadi? Lagi-lagi, aku tak sanggup membayangkan. Itu pasti sangat