110. Segenggam Harapan

2016 Kata

“Tadi kamu ngobrol apa aja sama Rivan?” tanya Mas Kian begitu dia menghabiskan makanannya. Benar-benar tepat setelah menelan suapan terakhir. Ngomong-ngomong, kami mampir resto sushi untuk makan malam. Aku sedang ingin makan makanan satu ini. Dan seperti biasa, hanya aku yang makan sushi. Suamiku lebih memilih menu mie. Kali ini dia pesan udon, bukan ramen. “Rahasialah. Aku enggak mau bilang.” “Kok rahasia?” “Ya Mas pasti paham kalau yang dibahas kami itu Mas. Ya masa aku jujur, sih. Enggak mau.” “Ya udah, oke. Enggak papa.” “Aku aja enggak kepo, tuh, Mas ngobrol apa sama Mila. Padahal kelihatannya seru. Aku aja lihat Mas bolak-balik ketawa.” “Emang apa tebakanmu?” “Enggak mau nebak.” “Tadi kami lebih fokus bahas Zura, Fi. Sama aku paling tanya-tanya soal kehamilan. Ya, itung-itun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN