Nafi’s POV Tak bosan-bosannya aku menatap Mas Kian yang terlelap di depanku. Dia tidur telentang, membuat pucuk hidungnya tampak semakin runcing. Tulangnya tinggi, menambah kesan tegas di wajahnya. Suamiku ini memang selalu tampan. Mau saat sadar atau saat tidur, tidak ada yang berubah. Dia adalah laki-laki tertampan di dunia. Silakan sebut aku berlebihan, dan aku tidak peduli. Rasa-rasanya, Mas Kian selalu berhasil membuatku semakin jatuh cinta tiap harinya. Sekalipun dia tampan, tetapi ketampanannya hanyalah pendukung. Kelebihan lainnya-lah yang justru membuatku semakin jatuh sejatuh-jatuhnya. Aku amat sangat jatuh cinta pada karakternya. Memang, dia tidak sempurna. Namun, apa yang dia punya saat ini membuatku selalu bersyukur karena menjadi istrinya. Sungguh! Kini aku kembali teri