108. Bertemu Si Kembar

2701 Kata

“Kenapa diam aja, Fi?” tanyaku ketika Nafi malah berdiri di samping mobil dan bukannya segera meraih tanganku yang sudah terulur ke arahnya. Dia tersenyum kikuk, lalu menggeleng. “Enggak papa. Ayo, naik sekarang.” Nafi meraih tanganku dan kami pun bergegas menuju kamar 1101. Aku jadi mengajak Nafi untuk menginap di hotel setelah sebelumnya kami pulang sebentar untuk mengambil baju ganti dan tak lupa pula mampir apotek untuk membeli sesuatu yang memang sudah seharusnya kupunya. Sepertinya, aku akan mulai stok benda itu untuk sementara waktu. Aku tidak bisa membebani Nafi dengan KB yang melibatkan perempuan. Kasihan sekali kalau dia harus berkorban di saat dia saja baru saja terluka. Biar aku saja yang bertanggung jawab atas ini. “Kamu kenapa tiba-tiba diam terus kaya gini?” tanyaku saat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN