30. Pelukan Pagi Hari

1802 Kata

Aku mendadak berdebar-debar begitu acara bersih-bersih di kamar mandi telah selesai. Aku sudah ganti baju, tinggal tidur. Namun, aku mendadak kikuk. Aku juga ragu untuk keluar. “Gimana, ini?” aku menatap diriku di depan cermin. Untungnya, baju tidur yang kubawa cukup tertutup. Bukan baju terusan tanpa lengan yang sering kukenakan saat di rumah. “Udahlah. Cuek aja!” Saat aku keluar, Mas Kian sedang duduk di sofa sembari membaca buku. Plot twist-nya, buku yang dia baca adalah buku fiksi. Tampak dari covernya yang bergambar tokoh fantasi. “Mas Kian suka baca novelkah? Plot twist amat.” Aku tidak tahan kalau tidak mengomentari. “Soalnya setahuku cowok jarang baca buku fiksi.” “Rivan bilang ini bagus, dan ternyata memang bagus. Tadinya aku baca karena iseng, eh malah keterusan.” “Kok jadi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN