Malam ini Mas Kian tidak jadi masak karena dia mendadak harus menemui temannya di luar. Aku tidak mau ditinggal sendiri di rumah, jadi dia mengajakku. Ya, katakan sekalian kencan kecil-kecilan. Rasanya memang sudah lama sejak terakhir kali kami keluar malam sekadar untuk menghabiskan waktu bersama. Ternyata Mas Kian bertemu teman kuliah saat S2. Temannya itu pengusaha, dan mereka sepertinya akan menjalin kerja sama. Mengenai detailnya, aku kurang tahu. Aku tidak terlalu menyimak obrolan mereka. Pertemuan Mas Kian dengan temannya itu cukup singkat. Setengah jam tidak ada. Jadi, jam masih menunjukkan pukul delapan malam ketika kami keluar resto dan mendadak bingung harus ke mana. “Masa langsung pulang, sih, Mas?” aku melirik arloji di tangan kiri. “Baru juga jam delapan lewat lima— eh, en