76. Dasar Nafi!

2303 Kata

Sampai tengah malam tiba, aku tidak bisa tidur. Seberusaha apa pun aku mencobanya, tetap gagal. Mungkin karena seharian tadi— sebelum diajak ke rumah Bu Siti— aku sudah banyak tidur. Jadi, rasa kantuk seolah hilang entah ke mana. Kini, aku malah ditinggal tidur. Mas Kian benar-benar sudah pulas di depanku. Dengkuran halus menandakan betapa dia betul-betul tenggelam dalam tidurnya. Kalau mengingat kalimat Bu Siti kemarin, Mas Kian memang tampak kurang istirahat. Selain itu, kurasa beberapa hari terakhir tidurnya juga tak nyenyak. Melihat dia bisa tertidur sepulas sekarang, aku sama sekali tidak tega mengganggunya. Tadi setelah tangisnya berhenti, aku memaksanya untuk menghadapku. Kuhapus air matanya dengan ibu jariku, sembari aku terus menenangkannya sebisaku. Laki-laki yang menangis ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN