Ayo Kita Berpisah!

1694 Kata

Malam itu, setelah Chelsea tidur, Luna kembali ke kamarnya tanpa banyak bicara. Permana mengikutinya, berharap bisa menghabiskan waktu bersamanya seperti biasa. Namun, begitu mereka masuk ke kamar, suasana langsung terasa dingin. Luna meletakkan buket bunga di meja rias tanpa melihatnya lagi. Wajahnya datar, sorot matanya kosong, dan tidak ada senyum hangat yang biasa menghiasi wajahnya. Dia berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepi tempat tidur, mengusap perutnya dengan lembut. Permana menatapnya dengan perasaan campur aduk. Dia tahu Luna masih terluka. “Sayang…” panggilnya pelan, duduk di sampingnya. Luna tetap diam, tidak menoleh. Setelah beberapa saat, dia akhirnya membuka suara, namun dengan nada yang dingin. “Kamu pulang lebih awal, bawa bunga, bersikap manis… itu semua karena ra

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN