"Saya bahagia kalau minum darah kamu yang lezat ini!" Dia kembali melanjutkan aksinya, dan mendekat keleherku. Dan aku hanya bisa terdiam dengan kedua mataku yang memejam erat. Bukan aku ingin mati saat ini juga. Tapi memang nya apa yang bisa aku lakukan untuk melawannya. Rasa hangat dari napasnya Arjuna menerpa leherku. Aku pikir, aku akan merasakan sakit itu saat ini juga. Dan entah besok atau beberapa jam lagi, aku mungkin tidak akan bisa melihat kedua orang tuaku lagi. Tapi ... Dia melepaskanku hingga aku jatuh ke atas tanah itu. "Saya tidak berselera lagi!" Dia menatapku dengan jijik. "Darah kamu pasti penuh racun! Sama seperti kalian para manusia yang otaknya sangat licik!" Dia menunjukku dengan hina. "Saya harap kita tidak perlu bertemu lagi. Aleta!" Aku tidak tahu apakah ha