Mulai Berantakan.

1225 Kata

Gerimis sore itu seperti jeda dari euforia kemenangan. Suasana di depan gedung sidang sudah mulai sepi. Wartawan dan pengacara berangsur pergi, meninggalkan lorong megah yang kini tampak seperti panggung kosong setelah pertunjukan besar selesai. Andini berdiri di bawah atap kecil yang melindungi anak tangga utama. Di tangannya masih ada map cokelat berisi salinan berkas keputusan sidang. Hatinya masih berdebar, bukan hanya karena kemenangan yang baru saja mereka raih—tetapi karena seseorang. Hannan. Andini ingin menghampiri pria itu. Sekadar mengucap terima kasih, atau—entahlah, mungkin lebih dari itu. Sayang langkahnya mendadak terhenti. Di sisi lain halaman gedung, di balik tiang pilar batu besar, dia melihat Hannan sedang berbincang dengan seorang perempuan. Siska. Siska mengenakan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN