Nama yang Abadi.

1215 Kata

Esoknya, Setelah lelah berkeliling dan mengenal lebih banyak sudut rumah, Andini memutuskan untuk duduk sendirian di ruang tengah. Di pangkuannya, Lingga baru saja tertidur setelah menyusu. Wajah mungil bayi itu damai, seakan tidak peduli beratnya cerita yang mengitari kehidupannya. Andini menatapnya lama. Pikirannya kembali pada kamar bayi yang diceritakan Ira. Pada sosok Kesha yang tak dia kenal, tapi entah kenapa terasa begitu dekat. Lena masuk dari arah dapur, membawa secangkir s**u hangat. Dia tak bicara banyak, hanya meletakkan gelas di meja kecil dekat Andini. "Minumlah sebelum dingin," ucapnya pendek. "Yang menyusui juga perlu tenaga. Ini membuatmu merasa lebih nyaman." Andini mengangguk pelan. "Terima kasih, Bu Lena." Lena duduk di kursi seberang. Matanya menatap Lingga sep

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN