Mandul

703 Kata

Sedikit berbeda dengan mereka, kisah pernikahan yang hambar dan menyedihkan. Suami yang tak pernah mengerti apa mau istri dan terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Belum lagi, nelangsanya yang harus satu atap dengan mertua. Semua kupertahankan demi keutuhan rumah tangga. Kejenuhan yang hampir membabi buta setiap harinya. Menanti esok hari rasanya seperti akan kiamat besok. Lagi-lagi aku hanya bisa menghela napas berat, sembari membuatkan teh hangat untuk Mas Satria. Suami sekaligus pemimpin dalam kehidupanku. Rutinitas yang hampir tak pernah ku lupakan. Ya, meski Mas Satria terkadang acuh tak acuh. Sebagai istri aku hanya ingin berbakti. "Dek, sini dulu." Mas Satria yang sedang duduk di ruang makan, memanggilku. Tanpa menjawab, aku langsung menghampirinya yang ternyata sedang bersama ibu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN