Tentu dia tak bisa lama-lama diam di sana, Vanesha akhirnya keluar dari dalam lemari itu dengan langkah pelan ketika dilihatnya Raffa berlalu pergi dari ruangan itu dan menuju kamar. “Bagaimana ini?” gumamnya dengan jantung berdebar tak karuan. Panik dan ketakutan, itu yang sedang melandanya. Tangannya dingin dan gemetar saat ini, mana bisa dia menghadapi Raffa dalam keadaan gugup begini. Vanesha berdiri di ambang foyer, ragu untuk melangkah masuk. “Vanesha?” Vanesha terperanjat kaget mendapati Raffa sudah berdiri di hadapannya. Nyawanya serasa hilang untuk sedetik ketika melihat mata kelam dan tajam itu tengah menatapnya. “Ra-Raffa?” sahutnya tersenyum berusaha meredakan rasa gugupnya. Raffa tersenyum lalu meraih pinggang Vanesha dengan lembut, membuat wanita itu reflek menyentuh d