“Aku bukan wanita yang bisa kau pakai dan bayar sesuka hati, aku istrimu!”
“Istri yang rupanya tak ada bedanya dengan musuhku!” teriak Raffa lantang. Vanesha tersentak kaget karenanya, tak urung tubuhnya mulai gemetar ketakutan saat itu juga.
“Raffa–”
“Apa lagi yang akan kau katakan untuk membela diri? Kau jelas seorang agen kepolisian yang mengawasi setiap gerak-gerikku selama ini! b******k!”
Vanesha terdiam membeku memeluk kain menutupi tubuhnya, dia berusaha untuk tidak menangis namun air matanya tak bisa ditahan.
“Kau pikir menangis akan meluluhkanku? Rupanya selain pandai menyamar, jalang polisi satu ini pintar bersandiwara juga!” dengus Raffa.
“Aku istrimu yang sah, Raffa!” pekik Vanesha tertahan di tenggorokan.
“Sudah tidak lagi!” potong Raffa yang sontak saja membuat mata Va
