"Eh, i-iya!" jawab Vanesha yang langsung saja membuat Raffa menegakkan kembali tubuhnya dengan hembusan napas kesal.
"Sudah kuduga! Siapa lagi yang membuat kamu bicara pelan seperti itu di hadapanku kalau bukan dia!" dengus Raffa.
Vanesha pun hanya tersenyum menanggapinya.
"Kita jadi berangkat sekarang?" katanya mengalihkan perhatian Raffa.
"Tentu saja, ayo! Sekalian nanti kita sarapan dulu, aku lapar setelah bergerak semalaman tadi!" celetuk Raffa sambil merangkul bahu Vanesha.
Vanesha memutar bola matanya mendengar itu.Tapi sedikit banyak dia merasa lega karena akhirnya perhatian Raffa teralihkan, dalam hati meminta maaf pada atasannya di kantor karena menjadi sasaran kekesalan Raffa.
Keduanya pun lalu meninggalkan apartemen itu, Raffa menggenggam tangan Vanesha selagi mereka berj
