Akhirnya Layla membantu memeriksa luka Raffa, dia dengan hati-hati membersihkan luka-luka itu lalu mengoleskan obat sebelum membalutnya dengan perban. “Obat apa itu?” tanya Raffa menoleh melalui bahunya dengan kening berkerut. “Kenapa memangnya?” sahut Layla tanpa menoleh Raffa berpikir sejenak merasakan sensasi dingin dan perih di semua lukanya. “Ada sedikit perbedaan,” katanya. Layla tersenyum, dia menunjukkan wadah kecil berisi krim berwarna kuning di tangannya. “Seorang wanita tua berbaju kimono memberikan itu padaku, katanya manjur untuk semua jenis luka,” jelasnya. Raffa sontak mengernyitkan dahi lalu meminta salep obat itu dari tangan Layla. “Wanita tua?” gumamnya. “Kapan kau bertemu dengannya?” tanya Raffa kemudian. “Pagi ini, dia masih ada di ruang tamu sekarang bersama